Postingan Populer

Senin, 10 September 2012

Melayani

 jika “BEKERJA DGN HATI” yang mau “MELAYANI” orang lain, dengan motivasi bahwa lewat pekerjaan harus memberi dampak dan “BERKAT”  orang lain, maka akan memperoleh hasil yang luar biasa





Suatu malam ada seorang pria tua dengan istrinya masuk sebuah lobi hotel kecil di Philadelphia.

“Semua hotel besar di kota ini telah terisi, bisakah kau beri kami satu kamar saja?” kata pria tua itu. Pegawai hotel menjawab “Semua kamar telah penuh karena ada 3 event besar yang bersamaan diadakan di kota ini, tapi sepertinya saya tidak dapat membiarkan pasangan yang baik seperti Anda untuk kehujanan di luar sana pada jam satu dini hari seperti ini. Bersediakah anda berdua tidur di kamar saya..?”

Keesokan harinya pada saat membayar tagihan, pria tua itu berkata pada si pegawai hotel “Kamulah orang yang seharusnya jadi bos sebuah hotel terbaik di USA, karena kamu melakukan pekerjaanmu dengan hati yang mau melayani, mungkin suatu hari saya bangun sebuah hotel untukmu”. Pegawai hotel itu hanya tersenyum melupakan kata-kata pria tua itu, karena dia pikir dirinya hanya seorang pegawai biasa.

Kira-kira dua tahun kemudian, dia menerima surat yang berisi tiket ke New York permintaan agar dia menjad tamu pasangan tua tersebut.

Setelah berada di New York, pria tua tersebut mengajak pegawai hotel itu ke sudut jalan antara Fifth Avenue Thirty-Fourth Street, dimana dia tunjuk sebuah bangunan baru yang luar biasa megah dan katakan “Itulah hotel yang saya bangun untuk kamu kelola”.

Pegawai hotel itu adalah George Charles Boldt, yang terima tawaran William Waldorf Astor, si pria tua itu untuk menjadi pimpinan dari hotel Waldorf-Astoria, yg merupakan hotel terbaik di dunia.

Ternyata sikap dalam bekerja sangat menentukan keberhasilan.

Bila bekerja hanya untuk mencari uang semata, maka karier hasil yang diperoleh akan biasa saja.



Namun jika “BEKERJA DGN HATI” yang mau “MELAYANI” orang lain, dengan motivasi bahwa lewat pekerjaan harus memberi dampak dan “BERKAT”  orang lain, maka akan memperoleh hasil yang luar biasa..!!!








Mat 20:28 : Sama seperti Anak Manusia  datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani  dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan  bagi banyak orang.   


Markus 9:35 : Yesus duduk, lalu memanggil kedua belas pengikut-Nya itu. Ia berkata kepada mereka, "Orang yang mau menjadi yang nomor satu, ia harus menjadi yang terakhir dan harus menjadi pelayan semua orang." (BIS)
Bercita-cita jadi PEMIMPIN? Kita harus jadi pelayan :)

Membantu itu identik ke upah sementara melayani adalah Ketulusan
Membantu biasanya digambarkan antara tangan ke tangan yang saling menopang sementara melayani biasanya digambarkan dengan kedua telapak tangan terbuka ke atas menggambarkan 'Kesiapan' seseorang atau istilah tangan yang terbuka sebagai gambaran siap untuk menolong kapan saja atau juga sering digambarkan tangan yang sedang mencuci kaki seseorang.

Pembantu belum tentu sepenuhnya berhati hamba tapi pelayan sudah pasti seorang yang memiliki hati hamba. YESUS adalah contoh Pelayan Sejati.

Mungkin ketika kamu kecelakaan, banyak orang yang berlari membantu kamu namun tidak semua akan melayani kamu di rumah sakit. Yang melayani kamu pasti para petugas medis, orangtua, saudara atau sahabat-sahabatmu.

Membantu biasanya cukup sekedar. Kalau ada rumah saudara kita dilanda kebanjiran mungkin kita bilang, "Bolehlah sedikit saya bantu-bantu bersihkan". Kita mungkin hanya sekedar membantu menguras air atau menata meja selesai itu pulang. Sementara melayani tidak bersifat sekedar, melayani itu berkelanjutan dan membutuhkan pengorbanan. Kalau membantu hanya sekedar menolong dan tidak banyak menguras tenaga atau pikiran, melayani mungkin kamu bersedia belikan makanan untuk mereka, belikan keperluan mereka, berdoa untuk mereka. 

Nah, kalau Melayani biasanya identik dengan Pelayanan di Gereja (ex : Penatua gereja, singer, multimedia, musisi, WL, dll). Para diakonia gereja nggak pernah disebut "Pembantu Gereja/ TUHAN" tapi "Pelayan TUHAN". Kamu harus bisa melayani setulus hati tanpa digaji, karena itulah yang disebut PELAYAN. Misalnya : pemain musik gereja. Gak peduli skill kamu udah mengalahi Joe Satriani, kamu tetap harus tulus. Padahal kalau kamu diproduseri atau apalah itu uangmu bisa banyak, banyak dan banyak tapi ini untuk TUHAN. Masa melayani minta dibayar?


Melayani dalam bidang Medis atau Kesehatan juga tidak pernah disebut 'Pembantu Masyarakat' tapi "Pelayan Masyarakat" secara rohani "Alat-Nya TUHAN". Seperti saya ini sebagai seorang calon dokter  kandungan terkenal sejagat raya yang otak Pas-pas an saja, HARUS MELAYANI dengan TULUS.  Dosenku mengajarkan seorang dokter itu harus 3S: Senyum, Sapa dan Salam.  Kita harus bisa tetap Tersenyum kepada pasien meski barusan menangis meraung-raung, yap.. profesional pelayanan. Kita juga HARUS memberikan pengobatan gratis ketika ada pasien yang tidak mampu (sempat 100 orang gratis/hari, kayaknya gulung tikar juga hahaha) lalu harus siap dipanggil kapanpun dibutuhkan!! tak peduli saat jam 2 pagi, kau sedang tidur nyenyak-nyenyaknya. #kini aku merasa bahwa aku salah jurusan#, Harus mampu memberikan Empati yang besar terhadap keluhan pasien, menghibur hatinya yang sedih , dan masih banyak lagi.

Melayani dalam bidang Keamanan Masyarakat juga seperti itu. Seperti para TNI, POLRI, Satpam, hansip, dll, melayani menjadi sukarelawan ketika ada terjadi suatu musibah pada suatu tempat dan masih banyak lagi bidang pelayanan lainnya. Semuanya itu modal KETULUSAN. Pelayan itu biasanya jarang di ingat tapi sekali tidak ada, kehilangan. Bayangkan negara ini tanpa petugas medis, petugas keamanan masyarakat, gereja tanpa pelayan-pelayan atau musibah tanpa para sukarelawan. KACAU! Negara bisa berdiri tanpa pemimpin asal setiap rakyatnya memiliki hati yang melayani satu sama lain. Punya pemimpin yang memikirkan perut sendiri juga tak ada gunanya, kan? :)

Secara Alkitab dikatakan, kalau kamu mau jadi PEMIMPIN atau orang nomor satu... kamu harus bisa jadi yang paling bawah dulu. Bagaimana kamu setia dalam pekerjaan-pekerjaan besar kalau dalam hal-hal kecil saja kamu tidak dapat setia? Contoh yang sangat kecil:
-Kalau seorang temanmu tanpa sengaja menginjak kakimu lalu kamu langsung membogemnya mentah, apa kamu layak jadi pemimpin? 
-Kalau setiap hari telat melulu apa kamu layak dikatakan pemimpin?
-Pernahkah kamu peduli akan kenapa tetanggamu kakinya pincang? kenapa anak jalanan hidupnya berantakan? kenapa kucing di depan rumahmu luka-luka? Seorang pemimpin yang baik aware and care dengan lingkungan sekitarnya.

biarlah setiap orang belajar menjadi PEMIMPIN yang berhati PELAYAN, itu dia :).

Well, melayani itu menurut duniawi enggak ada 'untung' nya. Sudah capek, tidak dipandang, uang tidak ada, tenaga habis tapi upahmu besar di Surga. Melayani sesama itu sama dengan suatu kehormatan dalam bidang apapun pelayanan itu. Pelayanan menunjukkan KASIH KRISTUS memancar dari dalam dirimu.
Pokoknya segala sesuatu dalam MELAYANI, kerelaan diri kita untuk membantu sesama atau Melayani Tuhan Allah dalam konsep kerohanian. Jangan salah gunakan pekerjaan yang bidangnya melayani dengan imbalan upah, pujian atau apapun itu.

Membantu : Kita menolong tapi pasti ada pengharapan (walaupun kecil) untuk diberikan IMBALAN atau diucapkan TERIMA KASIH
Melayani : Kita menolong dan membantu tanpa berharap untuk diberi Imbalan ataupun Terima Kasih dan justru berkorban materi bahkan diri sendiri

contoh pelayanan mulia : YESUS KRISTUS dan para pengikut jejak-Nya; seperti mother Teresa ,  Albert Schweitzer, dll :)
The two of that definitely, Good. but which one of that look more give a sincerity ? Yea, right ! Melayani (serve). Do you know, now?
Intinya : 
1. Kita berbuat KEBAIKAN dengan melayani sesama untuk memuliakan nama Tuhan dalam hal apapun itu bukan supaya kita disebut orang baik. Mulailah dari hal yang paling kecil. Itu sudah termasuk wujud pelayanan.


2. Segala kelelahan kita, pelayanan kita, dan semua yang kita kerjakan, jangan sampai menarik kita dari jalur yang sebenarnya, yaitu bersama-sama menuju kehidupan kekal sambil membawa panji bagi nama Tuhan, menyorakkan kemuliaanNya dan memuliakanNya.