Postingan Populer

Kamis, 18 Oktober 2012

Artikel PRIA ABUSIVE


Artikel PRIA ABUSIVE

http://aderesilukow.blogspot.com/
Aderesi   http://aderesilukow.blogspot.com/
WASPADAI TERHADAP PRIA ABUSIVE

(Bacaan Penting)






Mungkin kita pernah mendengar berita tentang pria abusive (yang melakukan tindakan kekerasan fisik) terhadap pasangannya; tetapi bagi saya yang mendengarnya langsung dari sahabat saya yang mengalaminya langsung, rasanya sangat berbeda: hati dan nurani saya ikut hancur. Ini ceritanya:
http://aderesilukow.blogspot.com/

Elena (bukan nama sebenarnya) berpacaran dengan Johan (bukan nama

sebenarnya) selama kurang lebih setahun. Mereka merasa cocok dan sudah membicarakan tentang masa depan bersama. Walaupun seringkali bertengkar, tetapi mereka merasa selalu berhasil menyelesaikan masalah dengan diskusi yang konstruktif.
Hingga terjadilah hal itu.
Saat mereka berdua bertengkar seperti biasa, adu mulut tak terhindarkan sampai emosi keduanya mencapai titik nadir. Tangan Johan pun melayang menabok kepala Elena. Elena pun melotot marah dan langsung meninggalkan Johan. Elena menyatakan putusnya hubungan mereka melalui SMS.
Johan berusaha keras memenangkan hati Elena kembali, tetapi Elena tak mengindahkannya. Akhirnya setelah hampir sebulan, Elena pun luluh hatinya. Ia kembali pada Johan, namun dengan kondisi: “Jika kamu sampai memukulku lagi, saat itu juga aku akan meninggalkanmu, selamanya.” Dan Johan berjanji tidak akan melakukannya lagi.
Johan memperlakukan Elena sangat baik, hingga Elena pun berhasil mempercayainya lagi. Namun, rasa percayanya kembali dikhianati setelahnya. Johan kembali menabok, menjambak, menonjok muka Elena — di tiga waktu pertengkaran berbeda. Elena berusaha sabar di dua kesempatan pertama, berpikir bahwa ia mungkin juga salah karena telah membuat Johan naik pitam hingga demikian. Namun setelah mendapat tonjokan berkali-kali tersebut, Elena pun memutuskan mundur untuk selamanya. Satu matanya biru, pipinya lebam, dan ada beberapa bekas luka kecil di sekitar kedua matanya.
Elena sangat terpuruk setelahnya, antara marah karena perlakuan tersebut, dan rindu karena mereka dulu selalu bersama-sama. “Bukan masalah sakit fisiknya, tetapi lebih ke sakit batinnya…” ujar Elena. “Gw berkali-kali mikir, apa kesalahan gw sehebat itu sampai dia nonjok-nonjok demikian? Gw hilang kepercayaan diri dan harga diri,” lanjutnya.
Baru setelah Elena menemukan artikel tentang gejala pria abusive di Internet, ia sadar bahwa Johan adalah pria abusive dan selama ini ia “dipenjara” oleh Johan. 
 
http://aderesilukow.blogspot.com/
 

Inilah 10 gejala yang ia temukan di Internet tersebut, dan memang terjadi pada dirinya:

1. Isolasi:
Johan berusaha keras mengisolasi Elena karena ingin memiliki kendali penuh terhadap hidup Elena. Elena semakin jarang meluangkan waktu dengan keluarga dan teman; hampir semua waktunya harus diluangkan bersama Johan. Terkadang Johan bahkan menjelek-jelekkan teman-teman Elena dengan maksud, “Kamu tidak perlu berteman dengan orang seperti itu, mending sama aku saja.”

2. Semuanya tentang sang pria:
setelah sang wanita terisolasi, sang pria akan mengendalikan dan memanipulasi sang wanita untuk membuat sang wanita bergantung penuh – secara fisik, materi, emosi – pada sang pria. Dengan cara inilah, Johan membuat Elena berpikir, hidupnya adalah tentang Johan, dan jika ia meninggalkan Johan maka hidupnya akan hancur. Seringpula Johan tidak menepati janji dan dianggap masalah sepele; tetapi jika Elena yang tidak menepati janji, dipermasalahkan seakan-akan dosa berat tak terampuni.

3. Sang wanita mengubah cara berbusananya:
bisa jadi karena ingin menutupi bekas kekerasan fisik, dan/atau karena sang pria mengendalikan apa yang boleh/tak boleh dipakai oleh sang wanita.

4. Sang wanita mundur dari aktifitas yang disukainya:
dulunya Elena sering bergaul keluar bersama teman-temannya, namun setelah bersama Johan, tidak lagi.

5. Sang pria berusaha mengendalikan semuanya: dari apa yang boleh Elena lakukan, hingga apa yang harus Elena katakan jika bertemu orang lain; kegiatan apa yang boleh dan yang tidak boleh, teman mana yang boleh dan tidak boleh, dsb.

6. Sang wanita membuat alasan macam-macam tentang bekas lukanya: biasanya karena sang wanita takut dan/atau malu untuk membicarakannya. Bagi Elena, ia dalam fase penyangkalan: merasa Johan melakukannya karena terlalu mencintai dirinya, dan merasa ia yang bersalah karena membuat Johan sangat marah hingga hilang kendali.

7. Sang wanita sangat moody:
Elena yang dulunya ceria, jadi terlihat tertekan dan penuh stres. Dulunya kuat, sekarang jadi sering menangis. Dulunya sabar, sekarang jadi gampang marah.

8. Sang pria sangat cemburuan:
Elena tidak diperbolehkan mengobrol atau memiliki kontak dengan pria lain.

9. Gangguan tidur dan/atau mimpi buruk:
Elena mengeluh susah tidur, dan jika tidur pun seringnya bermimpi buruk, pertanda ia mengalami stres dan/atau trauma.

10. Kinerja menurun: performanya di dunia kerja menjadi menurun, terutama karena stres dan gangguan tidur.

Elena mengalami semua hal di atas dan ia mengalami penyangkalan diri saat semuanya itu terjadi — termasuk sebelum kekerasan fisik terjadi. Setelah membaca hal di atas, ia pun akhirnya menyadari bahwa yang bermasalah adalah Johan, bukan dia. Ia pun akhirnya menyadari bahwa ia jauh lebih bahagia, tenang, dan bebas setelah tidak bersama Johan. Elena akhirnya berhasil melangkah maju dalam hidupnya, lambat laun tapi pasti.
Para wanita, ingatlah. Tidak ada alasan apa pun di dunia ini yang membolehkan pria sejati mana pun untuk memukul wanita. Jika sang pria meminta maaf, mohon ampun hingga menyembah-nyembah, jangan lemah hati. Sekali sang pria melakukan hal itu, percayalah, pasti akan datang saat kedua, ketiga, keempat kalinya, dan seterusnya.
Hormati dan hargailah dirimu, karena “Dirimu begitu berharga.”
KASUS PRIA ABUSIVE ini, Saya menaruh ini di kolom kejiwaan karena menurut saya, pria abusive memiliki masalah psikis/kejiwaan, baik tentang masalah security dan/atau pride yang berlebihan.
Kekerasan yang dilakukan oleh individu yang mengidap abusive atau agresif, selalu akan menjadi siklus, berulang, biasanya individu ini akan mempraktikkan pola, romantik-agresif-romantik-adoring-agresif. Hal ini terjadi terus menerus. Sulit untuk berubah, kecuali ‘dibuka’ dan ditelusuri akar masalah, biasanya individu2 ini mengalami agresi juga pada saat kecil, di dalam keluarga