~ Indahnya Memaafkan ~
”Tatkala
kita sampai pada suatu keadaan dimana masing-masing dari kita merasakan
sebagai yang bersalah , maka akan timbul saling pengertian. Kemudian
bisa saling memaafkan, bukankah hal ini menjadi peristiwa yang indah?
Bila kita mampu mengerti dan menyadari kesalahan masing-masing, maka
akan tercipta penyelesaian yang indah atas suatu masalah. . .”
Tidak dipungkiri, masalah yang cukup berat adalah kemauan untuk
memaafkan kesalahan orang lain. Berat ringannya keiklasan untuk
memaafkan terkait dengan besar kecilnya rasa kesal, atau dendam kita
terhadap seseorang. Semakin dalam rasa kekesalan, kebencian, dan
permusuhan kita pada seseorang, maka semakin berat pula kerelaan kita
untuk memaafkan.
Secara psikologis, yang mendapatkan keuntungan dari sikap memaafkan
adalah pihak yang memaafkan, bukan yang dimaafkan. Secara psikologis,
bukankah benci itu suatu beban yang memberatkan kita? Rasa benci itu
juga bagaikan luka. Bila kebencian kita pelihara, sama saja kita
memelihara luka diri. Dan bila kebencian telah berubah menjadi dendam
yang menuntut balas, maka luka itu semakin kita perdalam dan semakin
perih kita rasakan sebelum dendam terlaksana. Namun ketika dendam telah
terlaksana, benarkah luka atau beban yang berat dipikul kemana-man tadi
akan hilang? Pengalaman mengatakan: “tidak”, dan permusuhan akan
meningkat, yang berarti semakin dalam kita menyayat kulit hati yang
telah luka dan perih tadi. Bukankah itu semakin sakit?
Memafkan sesungguhnya merupakan terapi jitu untuk kesehatan. Bagaimana
tidak? Begitu kita memafkan orang, maka beban berkurang, luka membaik.
Dan bila benci serta dendam telah hilang sams sekali dari hati kita,
maka betapa sehat dan ringannya kita menjalani hidup ini.
Orang yang memelihara kebencian sama halnya memelihara penyakit. Jadi
benar adanya jika pribadi pemaaf itu membuat badan kita sehat. Apabila
kita sudah terpola untuk ikhlas dan saling memaafkan, maka suasana
psikologis kita menjadi bersih.
5 (Lima )Langkah Menyucikan Emosi dengan Memaafkan
1. Cari tempat untuk menyendiri
Langkah pertama adalah mencari tempat tenang untuk memberi waktu bagi
diri sendiri tanpa gangguan orang lain. Tak perlu tempat yang jauh. Anda
bisa menemukannya di dalam rumah. Sebagian orang memilih kamar mandi
sebagai tempat paling tepat untuk menyendiri. Karena di sana lah ia bisa
memikirkan dirinya, dan meminimalisasi gangguan dari campur tangan
pihak lain. Anda juga bisa memilih kamar lain di dalam rumah dimana tak
ada satupun orang berani masuk ke dalamnya.
2. Tenangkan diri
Setelah menemukan tempat tenang dan memastikan tak akan ada gangguan,
mulailah menenangkan diri. Fokuslah pada diri sendiri dengan menutup
mata dan tak usah pikirkan lagi apa yang telah terjadi dan memicu emosi
Anda. Cara menenangkan diri, setelah menutup mata, tariklah nafas
mendalam dan keluarkan perlahan. Ulangi hingga 10 kali.
3. Jujurlah pada diri sendiri
Menenangkan diri dengan mengatur nafas membuat tubuh lebih rileks.
Fokuslah pada diri sendiri dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada
diri sendiri. Jawab dengan jujur pertanyaan ini:
* Siapa saya?
* Apa yang ada di tubuh saya?
* Apa yang saya pikirkan?
* Dari mana pikiran saya berasal?
* Apa yang saya rasakan dan mengapa saya merasa seperti ini?
Jika Anda menjawab pertanyaan di atas dengan jujur, Anda bisa fokus
kepada sikap memaafkan. Mengapa? Karena ketika Anda sudah sangat sadar
atas diri Anda sendiri, Anda lebih mampu mengendalikan keadaan, termasuk
saat sedang emosi atau bahkan tersakiti. Rumusnya adalah, Anda perlu
mengenali dan memahami diri sendiri sebelum memaafkan.
4. Berikan maaf kepada orang yang menyakiti Anda
Langkah tersulit pada tahapan ini adalah mengatakan "Saya memaafkan
kamu". Mengatakan hal ini tidak mudah tetapi harus Anda lakukan untuk
melepaskan diri dari jeratan emosi negatif dan menjadi stres karenanya.
Anda harus menghancurkan jeratan tersebut agar pikiran, tubuh dan jiwa
Anda terbebaskan. Teknik membebaskan diri dari emosi negatif adalah
dengan mengatakan "Saya memaafkan kamu" sebanyak tiga kali begitu Anda
merasa emosi. Meskipun Anda merasa bukan sebagai pihak yang bersalah,
Anda tetap perlu mengatakan "Saya memaafkan kamu" di hadapan orang lain,
atau hanya pada diri sendiri. Dengan begitu, Anda memberikan ruang pada
diri untuk bebas dari emosi negatif dan memberikan kesempatan untuk
bahagia dan menikmati kehidupan Anda selanjutnya.
5. Melatih tersenyum
Anda
akan mendapatkan ketenangan dan keharmonisan dalam diri dengan melatih
diri untuk memaafkan. Melatih pernafasan,kontrol diri dengan empat cara
di atas tadi, membuat Anda lebih kuat secara emosional. Anda mampu
menaklukkan masalah apapun dan kapanpun juga. Apapun situasinya, Anda
mampu menghadapi dengan tenang dan senyuman. Percayakan diri Anda untuk
melakukannya.
Info : Aderesi L
http://1816651.talkfusion.com/